A. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1.
Pengertian
Controling (Mengendalikan) :
Fungsi pengendalian (controlling)
adalah fungsi terakhir dari proses manajemen.Fungsi ini sangat penting dan
sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen. Pengendalian ini berkaitan erat
sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling
mengisi,karena :
1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3. Pelaksanaan rencana akan baik,jika pengendalian dilakukan dengan baik.
4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau
1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3. Pelaksanaan rencana akan baik,jika pengendalian dilakukan dengan baik.
4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau
penilaian dilakukan.
2.
Langkah-langkah
Dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen :
Mockler
(1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui lebih dahulu.
3. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya beada dalam kendali.
4. Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui lebih dahulu.
3. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya beada dalam kendali.
4. Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
3.
Tipe-tipe Control
Dalam Manajemen :
1. (Awal) Preliminary,
Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi
sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat
telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
2. (Saat
ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi
selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali
ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
3. (Akhir)
Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback
, Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali
akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
4.
Jelaskan Proses Kontrol Manajemen :
Proses
pengendalian (control) manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh
seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang
disupervisi akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan.
Proses
manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara
integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan,
proses pengorganisasian, proses
pelaksanaan dan proses
pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis.
Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat
praktisi dan ahli mengenai manajemen.
B. Kekuasaan & Pengaruh.
1. PengertianKekuasaan.
:
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
2.
Sumber-sumber Kekuasaan :
· Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan.
·
Kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian.
·
Kekuasaan yang bersumber pada
politik.
3. Unsur-unsur
Kekuasaan :
Unsur-unsur kekuasaan terdiri dari beberapa hal, antara lain
:
1. Wewenang
:
adalah kekuasaan yang resmi, mengandung keabsahan (legitimacy), melalui suatu
proses pengangkatan, adanya surat tugas. Keabsahan adalah konsep bahwa
kedudukan seseorang atau kelompok penguasa diterima baik oleh masyarakat,
karena sesuai dengan azas-azas dan prosedur yang berlaku dan yang dianggap
wajar. yang berlaku. Contoh : Seorang atasan mempunyai hak dan kewajiban
menegur bawahannya ketika melakukan sesuatu yang menyalahi aturan. Misalnya
dengan teguran secara lisan maupun tulisan (surat peringatan).
2. Paksaan
:
adanya tekanan/ancaman/tuntutan untuk melakukan sesuatu yang
sebenarnya
tidak diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori Obidience, yang
definisinya adalah patuh, perilaku seseorang yang disebabkan adanya tuntutan
tertentu dari pihak lain (seperti orang tua,kelompok,lingkungan atau instansi
pemerintah). Contoh : Tindakan premanisme,, seorang preman yang merasa
dirinya memiliki kekuasaan di suatu daerah, senantiasa dia bertindak
semena-mena, misal dalam sebuah pasar,,seringkali dia meminta uang secara paksa
kepada para pedagang yang berjualan disana.
3. Manipulatif : adalah sebuah
proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau
pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan,
fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan
sebuah tata sistem nilai. Manipulatif erat kaitannya dengan. Cuci Otak (Brain
Wash) yang artinya adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata
berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru,
praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi,
dalam psikopolitik diperkenalkan
dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya. Contoh : Penipuan
dalam angkutan umum,,pelaku senantiasa mempengaruhi targetnya dengan berbagai
cara, agar si target bisa masuk kedalam jebakannya. Mereka juga menggunakan
tindakan manipulasi agar si target bisa percaya pada kata-katanya.
4. Kerjasama
: adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan sangat akrab di telinga
kita. Kata kerjasama adalah gabungan dari kata kerja dan sama, yang berarti
bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu
tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama
untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang mereka ingin capai. Manfaat
dari kerjasama adalah membuat sutu permasalahan atau pekerjaan lebih mudah. Contoh
: Dalam suatu lingkungan/kelompok kerjasama senantiasa terjadi diantara
anggotanya . Misal kerjasama suatu kelompok dalam memecahkan suatu
permasalahan. Hal ini akan menimbulkan saling ketergantungan antara anggota
kelom[ok yang satu dengan yang lainnya. Saling ketergantungan antar individu
dalam satu kelompok ini disebut promotive interpendence (Deutsch. 1973)
5. Upah
dan prestasi kerja : prestasi kerja seseorang akan sesuai dengan upah yang
dibayarkannya. Erat kaitannya dengan proses industri, perusahaan dan sebuah
instansi. Contoh : Seorang karyawan akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh
atasannya, semata-mata bukan karena patuh terhadap atasannya tersebut, tapi
melainkan karena upah/reward yang diberikan.
4.Bentuk-bentuk Kekuasaan Menurut
French & Raven :
Ada
lima bentuk kekuasaan menurut French
and Raven (1960). Diantaranya Coersive Power, Insentive Power,
Legitimate Power, Expert Power dan Referent Power. Bentuk kekuasaan yang
pertama adalah Coersive Power. Coersive Power merupakan suatu kekuatan
untuk memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang mungkin melawan kehendak
mereka. Dari sisi si pemegang kekuasaan (A), ia mempunyai kekuasaan untuk
memaksa orang lain agar mereka merasa takut. Pemaksaan juga merupakan kekuatan
utama semua pemerintah. Dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah ketika
seorang dosen membuat peraturan kepada mahasiswanya. Mahasiswa tersebut harus
masuk kelas minimal 10 kali dalam periode 1 semester jika tidak maka dosen
tersebut tidak akan memberikan nilai aman kepada mahasiswa tersebut. Atau dapat
juga ketika dosen tersebut mempunyai peraturan dimana mahasiswa harus datang
tepat waktu. Keterlambatan maksimal 15 menit. Jika lewat dari jam tersebut ia
tidak boleh mengikuti mata kuliah tersebut hari itu. Dan apabila telah 3 kali
terlambat atau tidak masuk kelas maka ia tidak boleh mengikuti mata kuliah
tersebut selama semester itu atau dengan kata lain nilainya E. Hal tersebut
termasuk coersive power dari si A (dosen) kepada si B (mahasiswanya). Kemudian
bentuk kekuasaan yang kedua yaitu Insentive Power. Insentive Power
merupakan pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan untuk membagikan imbalan
yang dipandang oleh B sebagai sesuatu yang berharga. Dalam konteks organisasi,
insentive dapat berupa gaji, kenaikan pangkat, rekan yang ramah, informasi yang
penting, daerah kerja yang disukai dan penilaian hasil kerja. Kekuasaan yang
demikian kemampuan memberi kepada orang lain apa yang mereka inginkan, dan
karenanya meminta mereka untuk melakukan hal-hal untuk orang tersebut dalam
pertukaran. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita ambil contoh seorang manager
sebuah kantor majalah memberikan suatu informasi yang up to date, original dan
belum diketahui siapapun kepada seorang wartawan di kantor majalah tersebut.
Maka informasi tersebut dianggap sangat penting dan berharga bagi produktivitas
wartawan itu dan mungkin dapat mempromosikan kenaikan jabatannya. Hal tersebut
menerangkan adanya insentive power dari si A (manager) kepada si B (wartawan).
Si wartawan lebih mudah dipengaruhi managernya dan melakukan apa saja yang
mungkin managernya inginkan. Bentuk kekuasaan yang ketiga adalah Legitimate
Power. Legitimate Power merupakan suatu kekuasaan sah/resmi yang diterima
oleh seseorang sebagai hasil dari pelimpahan wewenang dalam suatu organisasi.
Kekuasaan yang sah adalah sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran.
Legitimasi mungkin berasal dari kekuatan yang lebih tinggi, sering dikaitkan
dengan kekuatan pemaksa. Legitimate Power mempunyai pengaruh yang cepat. Bentuk
kekuasaan ini juga sering disebut sebagai posisi otoritas karena dapat mencakup
kekuasaan paksaan dan imbalan. Misalnya dalam kasus seorang supervisor casier
di suatu supermarket mempunyai kekuasaan terhadap bawahannya (casier). Apakah
supervisor harus mempertahankan karyawannya jika kinerjanya baik ataukah ia
harus memecatnya karena kinerjanya buruk. Hal tersebut telah menjadi
kekuasaannya. Ia mempunyai kekuasaan resmi dari pimpinan supermarket tersebut. Bentuk
kekuasaan yang keempat adalah Expert Power. Expert Power merupakan suatu
kekuasaan yang berupa pengaruh yang didasarkan pada suatu keahlian atau
keterampilan lebih. Kekuatan Expert adalah bentuk yang sangat umum kekuasaan
dan merupakan dasar untuk proporsi yang sangat besar kolaborasi manusia,
termasuk sebagian besar perusahaan di mana prinsip spesialisasi memungkinkan
perusahaan-perusahaan besar dan kompleks yang harus dilakukan. Misalnya seorang
arsitek dan designer interior kepada seorang pengusaha yang ingin membangun
perhotelan di suatu tempat. Arsitek tersebut mempunyai kekuasaan berupa
pengaruh kepada si pengusaha dalam hal perencanaan pembangunan hotel tersebut
karena ia lebih ahli dalam bidang konstruksi bangunan dan design interior. Si
pengusaha itu pun akan terpengaruh oleh saran-sarannya karena ia ahli atau
lebih banyak tahu di bidang tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya expert
power dari si A (arsitek) kepada si B (pengusaha). Bentuk yang terakhir adalah Referent
Power. Referent Power merupakan suatu bentuk kekuasaan yang berupa pengaruh
yang didasarkan oleh rujukan atau pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang
diinginkan seseorang. Kekuasaan ini didasarkan oleh kekaguman, mirip dengan
kharisma. Jika seseorang mengidolakan seseorang karena kagum, maka seseorang
yang menggagumi tersebut juga ikut terpengaruh oleh kekuasaan idolanya. Ini
adalah kekuatan karisma dan ketenaran dan dikerahkan oleh semua figur
masyarakat serta para pemimpin sosial yang lebih lokal. Mereka yang memiliki
kekuasaan rujukan juga dapat menggunakannya untuk pemaksaan. Misalnya sosok
Mario Teguh, seorang motivator terkemuka yang dikagumi banyak orang karena
kharismanya dan ciri pribadi yang menarik banyak perhatian para penggemarnya
bahkan peserta acara motivasi atau sekedar pemirsa televisi yang menyaksikan
acaranya pun dapat terpengaruh oleh apa yang ia bicarakan. Dan mungkin karena
ketenarannya Mario Teguh juga dapat mempengaruhi psoduser acara untuk
menjadikannya pembicara tetap di suatu acara dengan bayaran yang sesuai dengan standar yang ia
punya.
SUMBER :
http://the-power-of-blue.blogspot.com/2009/10/bentuk-bentuk-kekuasaan-menurut-french.html
Casino Player Reviews - JCM Hub
BalasHapusFind 제천 출장마사지 the best Casinos, Slots, and Table Games 영주 출장샵 in Vegas! The casino is currently accepting US players over the age of 18, so 울산광역 출장마사지 you don't have 광명 출장마사지 to risk to play. 여주 출장샵